Minggu sore selalu menyiapkan kisah manis dan romantis. Aku menunggu adik-adik datang dengan sisa tawa mereka yang ceria selepas bermain, atau cemberut wajah mereka selepas kesal oleh perkara-perkara sederhana, atau tubuh lelah mereka selepas berdagang yang mungkin tidak laku. Apa yang terlihat dari anak kecil selalu jujur, murni, dan tidak perlu disalahkan. Aku menunggu mereka menghampiriku, mereka manis, suka memelukku, merebutkan perhatian dan minta pangku, sesekali berebutan minta dibacakan buku.
Aku mencintai buku, dan senang ketika mampu membangun perpustakaan bagi orang lain. Bagiku, membuat perpustakaan adalah membangun jembatan, antara individu dan ilmu, antara masyarakat dan kesadaran kolektif, antara bangsa dan kemajuan peradaban. Meski hanya perpustakaan jalanan dengan buku terbatas beralas banner bekas. Aku juga mencintai kawan-kawan yang membangun jembatan bersama. Mereka bukan orang yang hanya suka berdebat agar terlihat pandai. Mereka sederhana dan ingin ilmu yang mereka miliki dapat bermanfaat untuk orang lain. Aku mencintai orang-orang sederhana, mereka yang tak butuh pengakuan untuk terus berbuat banyak. Mereka yang menguasai diri mereka sendiri adalah mereka yang menguasai kehidupan.
Nah, kini akan kuceritakan padamu satu kisah minggu sore.