Rabu, 16 November 2016

REVIEW: Rumah Kertas

























Judul Asli: La casa de papel
Penulis: Carlos María Domínguez
Penerjemah: Ronny Agustinus
Penerbit: Marjin Kiri

"Sebuah mahakarya." Frankische Landeszeitung

Demikian testimoni di cover belakang novel sastra yang hanya 76 halaman ini. Bukan basa-basi-busuk meski saya tidak tahu siapa Frankie Landeszeitung itu. Saya pun pada awalnya tak mampu berkomentar, testimoni dari New York Times ternyata sudah menjelaskan: "Buku tipis yang bisa menghantui pembaca jauh sesudah ditutup."

Meski tipis dan mampu dilahap sekali duduk, kisah ini (dan bagaimana penulis menceritakannya) mampu memberikan pengalaman spiritual pembacanya berupa teror mental yang lahir dari kecintaan akan buku.


Rumah Kertas menelanjangi kepribadian manusia dari konteks buku juga buku-buku yang seolah berkepribadian manusia. Misalnya profesor yang sengaja berlama-lama menyeduh kopi di dapur agar tamunya bisa mengagumi buku-buku di raknya. Juga mengenai keangkuhan buku-buku yang terawat, tak terancam oleh kebuasan alam yang dijabarkan di halaman-halaman tubuh mereka. Mengenai pecinta buku menuju ketidakwarasan, nafsu terhadap buku yang hendak menentukan batasannya sendiri.

Buku ini juga berisi kritik sosial, masyarakat modern yang berjalan dengan ponsel menempel di telinga, buku-buku yang dianggap berbahaya pada masa kediktatoran militer terakhir di Argentina bagaimana orang dipaksa memilih antara buku dan hidup itu sendiri, juga mengenai penulis-penulis dalam diskusinya yang seperti taktik militer, membahas bagaimana agar mereka dapat mencapai status terpandang.

Rumah Kertas berisi pengalaman akan kehidupan yang sakit, permainan takdir yang sinis ditambah kompleksitas kepribadian manusia, obesesi tak terjawab dan kesia-siaan yang tragis. Tragedi yang tak butuh banyak penjelasan. Menjadi salah satu buku favorit saya tanpa perlu mempertimbangkan kebermanfaatannya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar