Jumat, 24 Februari 2017

Diana


diana diana
mungkin umurmu sepuluh tahun

aku sering melihat anak seusiamu
bersama orangtua yang menyayangi anaknya
dan bersyukur pada Tuhan masih bisa memberi
sepatu hitam untuk sekolah
sepatu merah muda untuk jalan-jalan

ada juga anak yang menangis
minta dibelikan makanan
tapi tidak diberikan
karena sudah berlebihan berat badan
dan bisa menjadi penyakit

ada pula yang minta dibelikan boneka barbie
(sahabatnya punya banyak barbie)
tapi tidak dibelikan
karena sudah punya dua
dan anak itu menangis

tapi kau diana
bukan anak-anak yang barusan aku ceritakan

kulitmu coklat dibakar terik
aku tidak tahu apa kau bersama temanmu lari-lari di bawah matahari
bermain kejar-kejaran atau petak umpet
atau membantu pekerjaan ibumu yang buruh

waktu itu aku menyapamu
menanyakan siapa namamu
tapi kau tak tanyakan kembali namaku
bicaramu sedikit, senyummu banyak
selanjutnya kita hanya saling melempar senyum

sore mulai berganti malam
ibu kota tetap memiliki senja yang cantik
juga memiliki pengguna jalan yang suka berbicara menggunakan klakson kendaraan
tapi dari belakang kau memanggilku dengan suaramu yang anak-anak

"kakak suka bunga?"

"suka"

kau memberikan aku bunga yang sebelumnya bersembunyi dibalik punggungmu
khawatir aku menjawab "tidak"

dan kau pergi persis setelah aku tersenyum
sebelum aku sempat memberi terima kasih

diana diana
mungkin umurmu sepuluh tahun
dari balik punggungmu memberikan aku bunga 
anak yang pernah menangis karena punya dua barbie








Tidak ada komentar:

Posting Komentar