Kamis, 13 Oktober 2016

REVIEW: Saya Ingin Lihat Semua Ini Berakhir



Penulis: August Hans den Boef dan Kees Snoek
Penerbit: Komunitas Bambu

Saya Ingin Lihat Semua Ini Berakhir: Esai dan Wawancara dengan Pramoedya Ananta Toer

Itulah judul lengkapnya. Pramoedya Ananta Toer, sebagaimana biasanya ia kenalkan pada pengantar novelnya adalah seseorang yang "hampir separuh hidupnya dihabiskan dalam penjara - sebuah wajah semesta yang paling purba bagi manusia-manusia bermartabat", dari penjara kolonial, orde lama hingga orde baru. Bagi Pram, menulis adalah tugas pribadi dan nasional. Penjara tak membuatnya berhenti menulis tentang tanah-air dan sejarahnya, tentang nasib rakyat. Bagi saya pribadi, tulisan Pram bukan sekadar mengambarkan realita pada zamannya, namun juga berusaha mencerdaskan rakyat. Oleh karena itu, ada yang "tidak bisa tidur nyenyak" sehingga berkali-kali karyanya dilarang dan dibakar.

Beruntunglah pada tahun 1991, Kees Snoek berhasil mewawancarai Pram dan membukukan hasil wawancaranya beserta esai (bersama August Hans) untuk lebih memahaminya secara keseluruhan. Buku ini adalah ruang bagi kita untuk mengenal lebih mengenal sosok Pram, tentang kehidupan semasa kecilnya, pengalamannya hidup termasuk sebagai bagian dari masyarakat yang hidup di beberapa periode kekuasaan, pandangan politiknya, hingga berbagai hal yang membuat kita semakin sadar bahwa ada banyak proses di balik karyanya yang (lagi-lagi, bagi saya pribadi) selalu menuntut kita untuk membuka mata terhadap penderitaan sesama, terhadap ketidakadilan, bahwa kebenaran memang harus diperjuangkan.

Pada cover belakang buku tertulis pesan Pram untuk para pembaca: 
"Saya berharap bahwa pembaca-pembaca di Indonesia, setelah membaca buku saya, merasa berani, merasa dikuatkan. Dan kalau ini terjadi, saya menganggap tulisan saya berhasil. Itulah suatu kehormatan bagi saya. Lebih berani. Berani. Lebih berani."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar