Jumat, 02 Desember 2016

Pacar Seorang Seniman

barangkali kita sering bertemu
sebelum satu waktu pernah memaksaku menyadari kehadiranmu
ketika itu aku berada di antara puluhan orang yang terpaksa menunggu
mereka memasang telinga sambil memangku diri
berharap kelak mendapatkan keuntungan pribadi

kamu berada di depan menjadi anomali
juga bersama beberapa orang yang suaranya cepat kulupakan
mungkin karena orang-orang itu lebih suka membicarakan hal yang tidak perlu
selama itu ringan dan mudah ditelan oleh mereka yang lugu dan kebanyakan begitu
menjadi sulit menyadari sesuatu yang keliru

tak pernah kudapati orang-orang itu merasa bersalah
karena memang tak pernah benar-benar bersalah
kecuali di mataku, manusia yang angkuh
bosan bertemu mereka yang hanya mencintai diri sendiri
bahkan ketika ada kesempatan, mereka suka mengajarkan itu pada orang lain

tapi kamu dan perkataan-perkataanmu berisi logika baru
akan panjang jika kutulis di sini
dan karena bukan itu yang ingin aku ceritakan

aku suka menilai seseorang dari isi kepalanya
sudah lama kuhapuskan kepercayaan bahwa rasa dari mata turun ke hati
mata justru membutakan dan membuat bodoh
orang bodoh akan menangis untuk hal-hal yang tidak perlu

juga mereka yang mengaku cinta padaku dengan buru-buru
betapa sulit aku mempercayai mereka
sesulit mereka memaknai arti air mata
sebuah ego yang dikira cinta

perjumpaan yang tak kamu sadari ini berujung penasaran
kelak kamu menjadi kebetulan yang selalu aku semogakan
seniman kurus berambut panjang
dengan perbincangan kita tentang megagumkannya sesuatu yang biasa

kita memiliki kesukaan yang sama
memotret kehidupan menggunakan kata-kata
tentang bocah-bocah yang jorok dan menyedihkan
petani dan penggusuran
pembangunan dan anak-anak yang tak tahu sopan
semua itu tak pernah kalah dengan kisah cinta sepasang kekasih
sekalipun cinta sejati
sekalipun aku perempuan dan kamu lelaki yang diam-diam kukagumi

ternyata aku dan kamu memang memiliki perasaan yang sama
sama-sama mencintai buku seperti seorang kekasih




(terinspirasi dari buku W.S. Rendra, yang kemudian menjadi judul)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar